Bismillah...
Nasi jagung, siapa yang sudah pernah makan nasi jagung?
Dahulu waktu kecil, salah satu makanan yang ku suka adalah makan nasi jagung. Hehehe... tapi ibu tak pernah masak nasi jagung.
Karena lambung ibu tak kuat makan nasi jagung, katanya panas. Alhamdulillah beda dengan anak-anak nya (aku dan saudara-saudari ku).
Lantas kami makan masi jagung dari mana? Ya, kalau lagi main ke rumah tetangga kanan kiri rumah, pada suka nawarin makanan mereka, salah satu nya nasi jagung. Ah, sedap...
Maklum karena kami tinggal di desa yang dilewati jalur pantura. Jadi tetap rame banyak kendaraan melewati depan rumah. Nah, salah satu karakter manusia adalah suka berbagi. Ibu yang hobi nya masak rawon daging, sayur lodeh, sayur asam, kolak kacang hijau dan lain-lain, jika ibu memasak, masakannya porsi banyak jadi anak-anak nya suka di suruh bagi-bagi ke tetangga. Nah, begitu juga sebaliknya kalau kami main ke rumah tetangga, kami pun suka ditawari makanan oleh mereka.
Disaat diriku mulai dewasa, kan kagak mungkin suka main di rumah tetangga karena anak-anak nya juga udah pada dewasa.
Maka saat kangen makan nasi jagung, cukup pergi ke pasar desa atau pasar kecamatan sidayu. Ada beberapa orang yang jual nasi jagung, lontong pecel, lontong sayur, nasi bungkus, dan lain sebagainya.
Namun setelah menikah otomatis diriku ikut mendampingi suami di negeri orang. Dab tentu saja tak ada yang jual nasi jagung.
Dahulu pernah iseng mencoba untuk menghaluskan biji jagung yang biasanya digunakan untuk membuat popcorn. Lantas aku masak menggunakan rice cooker seperti biasa dengan mencampurkan jagung dan beras. Ternyata eh ternyata jagung nya masih mentah... (itu adalah kisah pertama kali nya, dan entah pada tahun berapa).
Selang beberapa tahun kemudian diwaktu belanja, menemukan bungkusan jagung yang sudah digiling. Dengan modal nekat, mencoba saja tak ada salahnya. Alhamdulillah jadi nasi jagung home made.
Sedangkan untuk beberapa hari lalu, rasa ingin makan nasi jagung muncul kembali. Maklum karena terakhir makan nasi jagung saat di Indonesia pada bulan juli tahun 2019. Dan sekarang juli 2021. Artinya 2 tahun tidak makan nasi jagung. Hehehe...
Perasaan-perasaan seperti itu, memang terkadang tiba-tiba muncul dan membuat hati begitu ingin menikmati dari apa yang ada dalam angan. Sedangkan tahun ini kami fix tidak pulang lagi, sama seperti tahun lalu. Menikmati lebaran dan liburan musim panas di negeri orang.
Bersyukur, saat ikut berbelanja di shoprite Doha, sambil meneliti rak-rak jagung popcorn, tepung jagung, dan lain-lain. Tangan ini tak sengaja menyentuh kemasan jagung kering yang dihaluskan. Wah, bahagia banget.