Friday, August 20, 2021

Asuransi di Qatar

 Bismillah...

Ketika kita ngomongin asuransi kesehatan  dan jiwa, hampir disetiap negara memilikinya, begitu juga dengan Qatar.

Ada beberapa lembaga asuransi di Qatar, misalnya Axa, Qatar general insurance, Doha insurance group, QLM (Q life and medical insurance company), dan lain sebagainya. 

Selama tinggal di Qatar, kami pernah merasakan penggunaan Axa (sejak pertama kali di Qatar hingga sekitar tahun 2017), lalu beralih ke QLM (2017 hingga sekarang). Insurance tersebut sebagai fasilitas kesehatan dari perusahaan tempat suami bekerja.  Sehingga kami pun tidak pernah membayar uang sepeserpun untuk asuransi baik secara langsung dan juga tidak potong gaji. Sehingga benar-benar fasilitas perusahaan untuk perlindungan karyawan dan juga keluarga nya (istri dan anak-anak).

Beberapa hari lalu, kami pergi ke dentist untuk membersihkan gigi dan memeriksa kesehatan gigi, efek selama pandemi kami di rumah saja, tidak melakukan pemeriksaan apapun.  Alhamdulillah, Allah memberikan perlindungan dan sebaik-baik penjaga.

Cukup simple sih dalam penggunaan nya, karena saat di depan admin nya kita cuma tanda tangan diatas kertas dan menyerahkan QID (kartu identitas Qatar) dan QLM (kartu asuransi QLM). Lalu dokter memeriksa kita, tindakan-tindakan apa yang diperlukan pun kita diajak diskusi. Kemarin hanya dibersihkan lalu x-ray (besaran biaya pun tak tanya, karena limit asuransi masih utuh, padahal harga setiap tindakan juga udah tercantum di depan admin tapi saat itu males baca saja diriku).

Setelah sampai di rumah, iseng membuka aplikasi QLM yang sudah terinstal di HP. Kita bisa mengecek limit asuransi dan juga status permohonan asuransi. 

(Sumber foto Aplikasi QLM)


Masya Allah, setahun lebih tidak membuka aplikasi ini karena selama pandemi juga membuat kami malas memeriksakan kesehatan gigi, di rumah saja. Alhamdulillah karena kasus covid-19 menurun maka yuk periksa gigi.

Selama ini penggunaan asuransi diriku menggunakan untuk gigi dan kehamilan  saja,  Alhamdulillah kesehatan yang lain masih terjaga.

Saat membuka batas limit QLM ku, membuat mata berasa berubah warna menjadi hijau. Bagaimana tidak angka nya fantastis. 
  • Basic limit 2.000.000 Qr setara dengan hampir 8 miliar rupiah. 
  • Dental limit 7.000 Qr setara dengan hampir  28 juta rupiah. 
  • Maternity limit 20.000 Qr setara dengan hampir 80 juta rupiah. 
  • Optical limit 1.000 Qr setara dengan hampir 4 juta rupiah.
Masya Allah, tiap tahun diberi limit segitu besarnya untuk pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Namun siapa juga yang mau sakit. Itulah mahal nya harga kesehatan. 

Alhamdulillah,  badan sehat sehingga bisa dibilang jarang sekali pergi ke rumah sakit. Baru rajin jika lagi hamil saja.  Hehehehe...

QLM kami gunakan saat pergi ke rumah sakit swasta,  sedangkan saat melakukan pemeriksaan di rumah sakit pemerintah (Hamad hospital baik yang di Doha, alkhor, wakra, Mesaieed, dan di kota-kota yang lain) kami menggunakan Health Card. 

Apabila kita punya health card, saat kita melakukan pemeriksaan di rumah sakit pemerintah maka kita bisa gratis atau berlayar murah banget. Padahal biaya perpanjangan health card ini sangat murah hanya 100 Qr per tahunnya atau sekitar 400.000 rupiah. Namun bisa kita gunakan untuk penyakit ringan hingga berat, bahkan waktu diriku melahirkan anak ketiga di Hamad Wakra Hospital karena ada noda di plasenta, sehingga bayi harus dilahirkan lebih awal (menjelang minggu 32) dan bisa dibilang gratis semua baik untuk perawatan pasca melahirkan dan juga perawatan bayi di Nicu selama 17 hari. Padahal sebelumnya juga 2 hari di observasi bersama tim dokter berjumlah 17 orang dengan berbagai keahlian mereka. Alhamdulillah, meskipun HPL masih jauh tim dokter mengusahakan lahiran normal lebih dahulu sebelum tindakan SC, sehingga 2 tim bagian lahiran ini sama-sama siap dalam ruangan yang berbeda.

Nah, balik lagi ke health card. Tidak setiap tahun kita perpanjang tidak lah mengapa. Saat emergency barulah kita perpanjang di mesin yang ada di rumah sakit (bentuk nya mirip mesin atm) nanti otomatis secara sistem akan memperbarui. 

Karena aku merasakan sendiri saat sudah menerima tindakan pemeriksaan di UGD, ku lihat gelang kertas bertuliskan nama, usia, nomor health card dan masa exp nya tercantum 2017. Padahal saat itu 13 februari 2020. Hehehe... Efek jarang ke rumah sakit Jadi tidak diperpanjang, akhirnya suami memperpanjang health card ku. (saat itu terakhir penggunaan adalah untuk vaksin meningitis dan vaksin flu waktu akan umroh desember 2016), dengan menggunakan Health card vaksin free juga.

Begitulah sedikit keunikan yang dirasa dari 2 jenis kartu untuk pemeriksaan dan perawatan  kesehatan di Qatar. 

Yang 1 ditanggung penuh perusahaan.  Yang 1 nya lagi kita biaya sendiri namun murah dan banyak manfaat serta tidak ada denda apabila kita tidak memperpanjang masa aktif nya (baru diaktifkan saat kita butuh).

Semoga kita semua sehat-sehat terus, meskipun limit manfaat besar namun apakah kita ingin sakit? Ah, tentu tidak. Karena sehat itu Mahal. Dibayar 8 M pun diriku tak mau sakit, sehat itu rejeki yang tak terjangkau nilai harganya. 

Love from Qatar 
Arlini Prawesti 


Tuesday, August 17, 2021

Tanah airku 76 tahun merdeka

 Tanah air ku tidak kulupakan

Kan terkenang selama hidupku

Biarpun saya pergi jauh

Tidak kan hilang dari kalbu

Tanah ku yang kucintai

Engkau kuhargai


Walaupun banyak negeri kujalani

Yang masyhur permai dikata orang

Tetapi kampung dan rumahku

Di sanalah ku rasa senang

Tanah ku tak kulupakan

Engkau kubanggakan


Yuk, siapa yang tiba-tiba menyanyi saat membaca teks diatas? Saya sudah pasti menjadi salah satunya.  Semenjak merasakan hidup jauh dari Tanah air  Indonesia,  lagu ini begitu terasa menyentuh jiwa. Meskipun merasakan hidup aman dan nyaman di negeri orang, tetap Indonesia dirindukan. 

Ada yang tahu, apa judul lagu diatas? Ya, "Tanah airku". Lagu tersebut diciptakan oleh ibu Sud. Tentu teman-teman tidak asing mendengar namanya. Karena ibu Sud banyak menciptakan lagu-lagu nasional juga menciptakan lagu anak-anak pada saat beliau masih hidup.

Dengan berbekal searching lewat Google.  Ada beberapa info mengenai ibu Sud. Ibu sud memiliki nama asli Saridjah Niung. Lahir di Sukabumi, 26 Maret 1908 dan meninggal di Jakarta, 26 Mei 1993 pada umur 85 tahun. Beliau adalah seorang pemusik, guru musik, pencipta lagu anak-anak, penyiar radio, dramawan dan seniman batik Indonesia. Masya Allah... luar biasa bukan?

Balik lagi tentang Tanah airku, Tanah airku tentu saja masih tetap Indonesia. Karena disana aku dilahirkan, disana aku dibesarkan,  disana tempat tinggal keluarga besarku, dan aku masih tetap tercatat sebagai WNI meskipun sudah lebih dari sepuluh tahun hidup di negeri orang, bersama suami dan putra putri tercinta. 

Hari ini, 17 Agustus 2021, adalah hari kemerdekaan indonesia yang ke tujuh puluh enam. Dalam mengisi kemerdekaan tentu tetap membutuhkan perjuangan. 

(Sumber foto pribadi)

Hidup ini memanglah tidak semudah membalikkan telapak tangan,  maka bersungguh-sungguhlah dalam berjuang. 

Perjuangan tidak hanya urusan perang agar mendapat kemerdekaan. Karena perjuangan setiap orang tentu saja berbeda-beda. Bagi seorang petugas medis ditengah pandemi seperti ini perjuangannya menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan jutaan nyawa. Bagi seorang guru, mereka berjuang untuk menyampaikan ilmu pada murid-murid nya meskipun harus jarak jauh, sehingga tugas para guru juga bertambah dengan membuat video, dan lain sebagainya. Bagi seorang pelajar,  mereka berjuang dalam belajar, meskipun harus menerima ilmu secara online dan itu tidaklah mudah, karena banyak godaan berbeda dengan suasana saat belajar di sekolah dan lebih bersemangat saat berjumpa dengan teman-teman nya. 

Sebagai ayah dan bunda, sebagai seorang istri dan suami, sebagai diri sendiri perjuangan  itu pun tetap harus dijalani.  Agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Karena disaat kita bersusah susah dalam belajar, kedepannya kita bisa menikmati proses dalam memenuhi kebutuhan.  Namun jika kita saat ini bermalam malasan dalam belajar (apapun), tentu nanti nya diri kita akan mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan diri kita. Ibarat sebuah pepatah "siapa yang menanam, dia akan menuai".

Menjadi diri sendiri,  menjadi seorang istri  dan menjadi seorang ibu bagi putra dan putri adalah bagian dari perjuangan. Disana ada banyak tahapan-tahapan yang harus kita lalui agar tercipta keluarga yang sakinah, mawadah, warohwarohma. Ada banyak hal dari dalam rumah yang bisa bernilai ibadah dan semua adalah bagian dari perjuangan kita. 

Bila kita ingin agar kelak anak-anak merindukan masakan ibu nya, maka kita harus belajar memasak agar masakan kita tetaplah menjadi masakan yang selalu mereka rindukan, ya kelak anak akan tumbuh dewasa, bisa jadi mereka akan sekolah di luar kota bahkan bisa jadi di luar negeri atau beda negara dengan ayah ibunya tinggali nanti. Mereka akan pulang dan kangen masakan ibunya. Dan alasan utama nya, agar kita bisa menyiapkan makanan yang jelas halal nya dan toyib (bagus) tentunya. Karena dengan makan makanan yang halal, akan membuat anak-anak dan keluarga kita akan selalu dalam ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika Allah Ridho maka segala urusan akan menjadi mudah.

Bila kita ingin agar putra putri kita tidak buta huruf Al Qur'an,  maka sedari mereka kecil,  kita bisa mengajari anak-anak kita. Karena orang yang terbaik adalah mereka yang belajar dan mengajarkan Al Qur'an.  Al Qur'an adalah kalam Allah yang didalamnya tentu saja banyak petunjuk, banyak kisah, banyak hikmah. Doa yang terbaik adalah doa yang terdapat di dalam Al Qur'an.  Dan bisa kita bayangkan, betapa banyak pahala yang akan kita dapat bila kita ikhlas dalam mengajarkan putra putri kita belajar Al Qur'an,  yang Dalam setiap membacanya, setiap hurufnya ada sepuluh kebaikan. Masya Allah.  Luar biasa bukan. Dan itu adalah salah satu investasi akhirat. Bisa menjadi bagian sedekah jariyah: ilmu bermanfaat. Apalagi anak sendiri,  tentu itu adalah bagian perjuangan untuk menciptakan generasi yang sholih dan sholiha. 

Bila kita ingin putra putri kita terus berprestasi, sebagai orang tua tentu kita sebagai orang tua harus sering-sering  ngobrol bareng anak-anak nya, main bareng juga aktivitas bareng.  Karena kemampuan tiap anak tidaklah sama. Dengan sering kita berinteraksi dengan anak, kita bisa mengukur kemampuan anak-anak. Kita bisa melatih mereka dengan memberikan stimulasi-stimulasi agar mereka bisa melewati tahapan dalam proses nya. Meskipun itu tidaklah mudah, bisa dibilang susah, namun tak ada yang tak mungkin jika kita mau belajar. 
Dalam hal belajar untuk mencoba sesuatu. Hindari kata "Aku tidak bisa" (artinya Menyerah), sebaiknya "Aku belum bisa" (artinya saat ini belum bisa dan masih ada harapan untuk bisa suatu saat nanti).

Dan masih banyak lagi, yang bisa kita lakukan dari dalam rumah. Dalam membersamai putra putri tercinta dan suami tercinta. Terus lah berjuang wahai para ibu pembelajar. Karena belajar itu tak mengenal waktu, belajar bisa kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja.

Nikmati cara belajar kita, kenali diri kita, agar kita bisa sepenuh hati membersamai keluarga kita. Karena ibu yang bahagia tentu bisa membuat bahagia anggota keluarga nya.

Selamat Berjuang, mengisi kemerdekaan. Dari dalam rumah kita tetap bisa mengabdi pada negeri.


Love from Qatar 
Arlini Prawesti 

Friday, August 13, 2021

Medeka Belajar

 Bismillah...

Tantangan di Bale Pandang, untuk menuju kampung komunitas ibu profesional kali ini bertemakan "Merdeka Belajar". 

Apa sih merdeka belajar itu?

Kali ini, saya coba menjawab tantangan yang ada di bale pandang, dengan menggunakan tulisan di blog ini.

Merdeka belajar, berasal dari dua kata, yaitu merdeka dan belajar.  Bila kita mengacu pada KBBI "Merdeka" memiliki arti "bebas,  tidak terikat, tidak bergantung kepada seseorang atau pihak tertentu". Sedangkan kata "belajar" memiliki arti "berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,  berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman." 

Dari dua kata yang telah dijelaskan dalam KBBI,  kita bisa membuat kesimpulan sendiri. Merdeka Belajar, versi saya memiliki arti: kita bisa bebas belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja agar kita bisa meng upgrade ilmu yang kita miliki, juga agar kita menjadi pribadi yang lebih baik dalam setiap hari nya.

(Sumber foto Dokumen pribadi)

Semenjak kita kecil, secara sadar atau tidak sadar terkadang kita belajar secara mandiri, dengan mengamati apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, dan belajar menyimpulkan lalu melakukan suatu tindakan atau biasa yang disebut action.

Merdeka belajar ini, sangat begitu terasa di kehidupan saya, lebih tepat nya ketika setelah menikah. Dimana harus mendampingi suami di negeri orang.  Mau tidak mau, maka harus adaptasi dengan segala hal. 

Baik dengan cuaca di Qatar yang bisa dibilang ekstrim,  saat puncak musim dingin pernah merasakan suhu 3 derajat celsius dab saat puncak musim panas pernah merasakan 55 derajat celsius. Sehingga dalam setiap 6 bulan merasakan puncak musim panas ke puncak musim dingin.

Atau harus adaptasi dengan pilihan makanan, mulai belajar makan makanan utama dan kue-kue khas Arab,  dan tentu nya belajar memasak makanan Indonesia.  Ya, belajar memasak sendiri  karena saat itu jarang yang jual makanan Indonesia, jika ada harga nya juga lumayan menguras kantong apabila kita terus terusan beli. Sesekali bolehlah jajan. Mungkin lebih tepatnya "Bisa karena terpaksa", karena saat tinggal di negeri orang, berbagai jajanan Indonesia  berasa suka menari-nari dalam angan. Hehehe. Alhamdulillah, karena selalu mencoba memasak,  pada akhirnya tak hanya buat anggota keluarga,  disaat ada kajian di rumah dengan 50 porsi pun sanggup memasak di rumah, dari kue-kue dan gorengan, minuman, juga menu utamanya. Ya memasak di dapur sendiri bersama suami dan anak-anak  tercinta. Memasak sendiri juga membuat saya dan anak-anak memiliki waktu untuk cooking class  disaat mereka libur sekolah atau saat sore hari. Sehingga meskipun anak-anak lahir dan besar di negeri orang, anak-anak tetap menyukai berbagai jenis masakan nusantara. 

Beradaptasi dengan bahasa dan pengetahuan, di Qatar orang lebih banyak menggunakan bahasa inggris dan bahasa Arab sebagai bentuk komunikasi saat kita sedang cek kesehatan, saat kita belanja, saat kita di sekolahan anak-anak,  dan lain-lain.  Sedangkan bahasa Indonesia tetap saya sampaikan pada anak-anak saat di rumah. Sehingga kita sebagai orang tua adalah guru bagi anak-anak. Disaat mendampingi anak-anak belajar, materi pelajaran juga disampaikan dalam bahasa Arab dan bahasa inggris,  jadi saat menjelaskan ulang biasanya saya memcampur bahasa (Arabic / english / Indonesia) yang penting anak paham. Itupun tantangan tersendiri dalam belajar mengajar.

Saya pun terkadang suka bertanya sama anak-anak tentang bahasa inggris,  karena mereka lebih fasih dibandingkan ibu nya. Mereka lebih terbiasa ngobrol dengan teman-teman nya dan guru nya, dibandingkan ibu nya yang saat ngobrol dengan temannya lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia. Hehehe...

Yang membuat saya berbahagia dalam merdeka belajar adalah disisa usia bisa lebih bermanfaat.  Menyempatkan waktu menjadi guru untuk putra dan putri kami agar bisa mengenal Allah, mengenal Rosulullah, mengajarkan mereka bagaimana cara untuk sholat,  mengajarkan mereka untuk bisa membaca Al Qur'an,  mengajarkan mereka doa-doa harian, mengajarkan mereka tentang adab, dan mengajarkan mereka tentang dunia yang luas ini.

Lalu bisa mengabadikan kenangan bersama keluarga, baik dalam foto, video, tulisan, dan lain sebagainya. 

Sebab itu, dalam dunia literasi, Alhamdulillah sudah terbit beberapa buku, yang diantara tulisan saya, ada tentang kisah  anak-anak.  Suatu saat, mereka akan membaca kisah mereka diwaktu kecil. Seperti sebuah kenangan yang tak terlupakan. 

Sedangkan dalam belajar desain grafis, dulu sempat menjadi bagian dari tim manol ip Asia, sehingga dapat ilmu desain  baik saat menggunakan canva ataupun filmora. Dari situ menjadi ketagihan membuat desain flyer ataupun video,  terutama untuk kenangan keluarga.

(Sumber foto pribadi)



Seperti gambar diatas, yang iseng diedit sana sini, diberi sentuhan lain, agar bisa menjadi gambar yang agak berbeda (bukan foto biasa).

Atau hanya sekedar mendokumentasikan kegiatan anak-anak,  seperti dibawah ini. Saat menghias masker dengan  tema kemerdekaan.  Jadi suka-suka mereka juga menghias seperti apa yang mereka inginkan. 
(Sumber foto pribadi)


Dan mungkin masih banyak lagi jika dituliskan. Semoga Allah memberi kita kemudahan dalam segala hal kebaikan. Sehingga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. 


Love from Qatar 

Arlini Prawesti 

Musabaqah virtual 2

 Bismillah... Alhamdulillah pada hari sabtu yang lalu, bertepatan dengan tanggal 5 Maret 2022, wilayah Mesaieed dan wakra telah melaksanakan...