Wednesday, October 13, 2021

Bersamai anak menggunakan mata lebah

Masya Allah Laa Quwata illah Billah 

Manusia punya 2 mata, sebut saja mata lalat dan mata lebah. Sama-sama melihat namun beda sudut pandang.

Ketika kita menggunakan mata lalat, maka yang nampak ada kekurangan dan kejelekannya. Ketika kita menggunakan mata lebah, maka yang nampak adalah kelebihan dan kebaikannya. 

2 mata ini penting, sehingga bisa menilai baik buruknya,  sehingga bisa melihat kelebihan dan kekurangannya. Manusia itu hidup untuk saling menyempurnakan, untuk saling melengkapi. Karena memang tak ada manusia yang sempurna. 

Agar kita banyak banyak syukur, gunakan mata lebah. Sesekali boleh kita gunakan mata lalat agar tidak takabur. Ingat ada ungkapan "diatas langit masih ada langit". Disaat kita sedang menatap diri sendiri. 

Begitu juga saat kita melihat orang lain. Kita gunakan mata lebah untuk melihat kebaikan dan kelebihan orang lain. Agar kita bisa meniru atau termotivasi akan kebaikan tersebut. Dan saat kita menggunakan menggunakan mata lalat pada orang lain, fungsinya agar kita tidak terlalu memuja dan memuji orang lain yang bisa menimbulkan rasa fanatik berlebih sehingga tidak lagi mampu membedakan antara yang benar dan salah.

Masya Allah...
Kali ini kita coba menggunakan mata lebah saat membersamai anak-anak.

2 bocah ini, Masya Allah... semalam lagi rajin. 
Sebagai ibu, wajib mengapresiasi usaha anak-anak. Setelah anak-anak cek ricek jadwal pelajaran, katanya tidak ada home work (PR).

Ok, kita ajak anak-anak untuk melakukan pekerjaan domestik. Lanjut kita ajak anak-anak untuk bantuin jemur baju ke lantai 3 (ruangan khusus buat jemur & setrika, karena tidak ada yang mau bobok di lantai 3). 2 bocah kerjasama jemur baju. Ibunya bagian setrika seragam sekolah anak-anak. 

Anak laki-laki dan perempuan tetap wajib kita ajari, suka tidak suka, mau tidak mau itu biasa. Terus kasih stimulasi. Agar mereka mengerti pekerjaan domestik seperti apa dan bagaimana cara mengerjakannya. Suatu hari nanti anak-anak akan berpisah dari ayah ibunya. Suatu hari nanti anak-anak akan memiliki keluarga sendiri. 

Jangan segan karena kita harus mencontoh Rosulullah .

Rosulullah adalah manusia yang paling baik akhlaknya.
Rosulullah,  seorang pemimpin umat.
Rosulullah seorang panglima di medan perang. 
Rosulullah seorang pemimpin dalam rumah tangga.
Tapi Rosulullah tidak segan membantu istri nya ketika di rumah, dengan kasih dan sayangnya.


Usai kegiatan menjemur baju dan setrika.
Lanjut ke lantai 1, cooking class malam-malam. Bareng 2 bocah & 1 bayi. Bikin chicken nuggets sendiri. Mereka cetak-cetak sendiri hingga goreng sendiri. Ibu nya hanya bantu membuat adonan nya saja.

Beli kan simple.
Kenapa ribet bikin chicken nuggets?
Semua dilakukan agar anak-anak memahami suatu proses. 

Seperti halnya dengan membuat nuggets ini. Mereka melihat dari dada ayam tanpa tulang yang dihaluskan terlebih dahulu, ditambah bumbu-bumbu, tepung roti, dan telur. Lalu diaduk dan dicetak, kemudian butuh proses pengukusan. Setelah dikukus anak-anak bisa mencium aroma sedap yang mulai mengudara. Namun ini masih setengah proses. Dan anak-anak melanjutkan untuk mencelupkan dalam kocokan telur dan membalurinya dengan tepung roti, barulah di goreng. Setelah matang anak-anak langsung ingin mencicipi nuggets hasil kreatifitas nya.


(Sumber foto pribadi, saat anak mencetak nuggets)

(Sumber foto pribadi, nuggets setelah dikukus)

(Sumber foto pribadi, saat  anak sedang membalur nuggets dengan  tepung roti sebelum digoreng)


Dalam setiap cooking class atau percobaan yang lain, tentu saja anak-anak akan memiliki pengalaman, serta mereka yakin bahwa mereka bisa. "Bismillah" aja lalu coba.

Mereka para penemu, para ilmuwan. Mereka sabar untuk belajar,  mereka sabar untuk melakukan beberapa kali percobaan. Trial and error itu sudah biasa, hingga mereka mendapatkan sesuatu yang bermanfaat, baik untuk dirinya dan orang-orang di sekitarnya.

Alasan lain, jika suatu hari nanti anak-anak harus belajar atau bekerja di negeri orang. Mereka harus bisa memastikan apa yang mereka makan tetaplah Halal. Ketika anak-anak sudah memiliki bekal yakin  akan kemampuannya juga karena sudah punya pengalaman meskipun sedikit,  in Sya Allah itu sangat bermanfaat untuk masa depannya. 

Poin terpenting untuk sebuah makanan adalah Halal bahan-bahannya dan Halal cara penyembelihan nya jika itu adalah daging.

Dan yang tak kalah penting dari apa yang kita lakukan adalah kita bisa mengetahui perasaan anak-anak saat melakukan percobaan nya. Seperti berikut ini.

Kata anak-anak "it's easy and yummy".
Kata anak pertama "ini lebih enak daripada nuggets merek xxx." Mereka bahagia dengan caranya.



Love from Qatar 
Arlini Prawesti

No comments:

Post a Comment

Musabaqah virtual 2

 Bismillah... Alhamdulillah pada hari sabtu yang lalu, bertepatan dengan tanggal 5 Maret 2022, wilayah Mesaieed dan wakra telah melaksanakan...