Tuesday, August 17, 2021

Tanah airku 76 tahun merdeka

 Tanah air ku tidak kulupakan

Kan terkenang selama hidupku

Biarpun saya pergi jauh

Tidak kan hilang dari kalbu

Tanah ku yang kucintai

Engkau kuhargai


Walaupun banyak negeri kujalani

Yang masyhur permai dikata orang

Tetapi kampung dan rumahku

Di sanalah ku rasa senang

Tanah ku tak kulupakan

Engkau kubanggakan


Yuk, siapa yang tiba-tiba menyanyi saat membaca teks diatas? Saya sudah pasti menjadi salah satunya.  Semenjak merasakan hidup jauh dari Tanah air  Indonesia,  lagu ini begitu terasa menyentuh jiwa. Meskipun merasakan hidup aman dan nyaman di negeri orang, tetap Indonesia dirindukan. 

Ada yang tahu, apa judul lagu diatas? Ya, "Tanah airku". Lagu tersebut diciptakan oleh ibu Sud. Tentu teman-teman tidak asing mendengar namanya. Karena ibu Sud banyak menciptakan lagu-lagu nasional juga menciptakan lagu anak-anak pada saat beliau masih hidup.

Dengan berbekal searching lewat Google.  Ada beberapa info mengenai ibu Sud. Ibu sud memiliki nama asli Saridjah Niung. Lahir di Sukabumi, 26 Maret 1908 dan meninggal di Jakarta, 26 Mei 1993 pada umur 85 tahun. Beliau adalah seorang pemusik, guru musik, pencipta lagu anak-anak, penyiar radio, dramawan dan seniman batik Indonesia. Masya Allah... luar biasa bukan?

Balik lagi tentang Tanah airku, Tanah airku tentu saja masih tetap Indonesia. Karena disana aku dilahirkan, disana aku dibesarkan,  disana tempat tinggal keluarga besarku, dan aku masih tetap tercatat sebagai WNI meskipun sudah lebih dari sepuluh tahun hidup di negeri orang, bersama suami dan putra putri tercinta. 

Hari ini, 17 Agustus 2021, adalah hari kemerdekaan indonesia yang ke tujuh puluh enam. Dalam mengisi kemerdekaan tentu tetap membutuhkan perjuangan. 

(Sumber foto pribadi)

Hidup ini memanglah tidak semudah membalikkan telapak tangan,  maka bersungguh-sungguhlah dalam berjuang. 

Perjuangan tidak hanya urusan perang agar mendapat kemerdekaan. Karena perjuangan setiap orang tentu saja berbeda-beda. Bagi seorang petugas medis ditengah pandemi seperti ini perjuangannya menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan jutaan nyawa. Bagi seorang guru, mereka berjuang untuk menyampaikan ilmu pada murid-murid nya meskipun harus jarak jauh, sehingga tugas para guru juga bertambah dengan membuat video, dan lain sebagainya. Bagi seorang pelajar,  mereka berjuang dalam belajar, meskipun harus menerima ilmu secara online dan itu tidaklah mudah, karena banyak godaan berbeda dengan suasana saat belajar di sekolah dan lebih bersemangat saat berjumpa dengan teman-teman nya. 

Sebagai ayah dan bunda, sebagai seorang istri dan suami, sebagai diri sendiri perjuangan  itu pun tetap harus dijalani.  Agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Karena disaat kita bersusah susah dalam belajar, kedepannya kita bisa menikmati proses dalam memenuhi kebutuhan.  Namun jika kita saat ini bermalam malasan dalam belajar (apapun), tentu nanti nya diri kita akan mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan diri kita. Ibarat sebuah pepatah "siapa yang menanam, dia akan menuai".

Menjadi diri sendiri,  menjadi seorang istri  dan menjadi seorang ibu bagi putra dan putri adalah bagian dari perjuangan. Disana ada banyak tahapan-tahapan yang harus kita lalui agar tercipta keluarga yang sakinah, mawadah, warohwarohma. Ada banyak hal dari dalam rumah yang bisa bernilai ibadah dan semua adalah bagian dari perjuangan kita. 

Bila kita ingin agar kelak anak-anak merindukan masakan ibu nya, maka kita harus belajar memasak agar masakan kita tetaplah menjadi masakan yang selalu mereka rindukan, ya kelak anak akan tumbuh dewasa, bisa jadi mereka akan sekolah di luar kota bahkan bisa jadi di luar negeri atau beda negara dengan ayah ibunya tinggali nanti. Mereka akan pulang dan kangen masakan ibunya. Dan alasan utama nya, agar kita bisa menyiapkan makanan yang jelas halal nya dan toyib (bagus) tentunya. Karena dengan makan makanan yang halal, akan membuat anak-anak dan keluarga kita akan selalu dalam ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika Allah Ridho maka segala urusan akan menjadi mudah.

Bila kita ingin agar putra putri kita tidak buta huruf Al Qur'an,  maka sedari mereka kecil,  kita bisa mengajari anak-anak kita. Karena orang yang terbaik adalah mereka yang belajar dan mengajarkan Al Qur'an.  Al Qur'an adalah kalam Allah yang didalamnya tentu saja banyak petunjuk, banyak kisah, banyak hikmah. Doa yang terbaik adalah doa yang terdapat di dalam Al Qur'an.  Dan bisa kita bayangkan, betapa banyak pahala yang akan kita dapat bila kita ikhlas dalam mengajarkan putra putri kita belajar Al Qur'an,  yang Dalam setiap membacanya, setiap hurufnya ada sepuluh kebaikan. Masya Allah.  Luar biasa bukan. Dan itu adalah salah satu investasi akhirat. Bisa menjadi bagian sedekah jariyah: ilmu bermanfaat. Apalagi anak sendiri,  tentu itu adalah bagian perjuangan untuk menciptakan generasi yang sholih dan sholiha. 

Bila kita ingin putra putri kita terus berprestasi, sebagai orang tua tentu kita sebagai orang tua harus sering-sering  ngobrol bareng anak-anak nya, main bareng juga aktivitas bareng.  Karena kemampuan tiap anak tidaklah sama. Dengan sering kita berinteraksi dengan anak, kita bisa mengukur kemampuan anak-anak. Kita bisa melatih mereka dengan memberikan stimulasi-stimulasi agar mereka bisa melewati tahapan dalam proses nya. Meskipun itu tidaklah mudah, bisa dibilang susah, namun tak ada yang tak mungkin jika kita mau belajar. 
Dalam hal belajar untuk mencoba sesuatu. Hindari kata "Aku tidak bisa" (artinya Menyerah), sebaiknya "Aku belum bisa" (artinya saat ini belum bisa dan masih ada harapan untuk bisa suatu saat nanti).

Dan masih banyak lagi, yang bisa kita lakukan dari dalam rumah. Dalam membersamai putra putri tercinta dan suami tercinta. Terus lah berjuang wahai para ibu pembelajar. Karena belajar itu tak mengenal waktu, belajar bisa kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja.

Nikmati cara belajar kita, kenali diri kita, agar kita bisa sepenuh hati membersamai keluarga kita. Karena ibu yang bahagia tentu bisa membuat bahagia anggota keluarga nya.

Selamat Berjuang, mengisi kemerdekaan. Dari dalam rumah kita tetap bisa mengabdi pada negeri.


Love from Qatar 
Arlini Prawesti 

No comments:

Post a Comment

Musabaqah virtual 2

 Bismillah... Alhamdulillah pada hari sabtu yang lalu, bertepatan dengan tanggal 5 Maret 2022, wilayah Mesaieed dan wakra telah melaksanakan...