Saturday, May 29, 2021

Ketika anak sakit

Ketika tiba-tiba anak sakit, maka kita sebagai ibu akan mengeluarkan segenap tenaga untuk menjadi seorang dokter, menjadi seorang perawat dan menjadi seorang observer yang selalu mengawasi perkembangan pada kesehatan anak kita.

Seperti halnya kemarin, ketika anak nomor tiga yang kini berumur satu tahun, lagi mengalami demam, nafsu makan menurun, feces nya pun berubah menjadi cair. 

Cek ricek, tak ada sariawan di bibir ataupun rahang atas mulutnya. Mengamati gusi-gusi nya ternyata nampak  tumbuh gigi baru (gigi ke delapan). Bismillah saja semoga hanya karena tumbuh gigi. Meskipun demam nya hingga angka 39 koma.

(Dokumen pribadi)

Apakah anak bayi langsung dikasih obat penurun demam?

Saya tidak mudah memberikan obat-obatan secara langsung pada bayi. Karena dahulu waktu pertama kali menjadi seorang ibu, setelah anak pertama lahir. Alhamdulillah dipertemukan dengan seorang pediatric yang mendidik kami kami selaku orang tua baru saat itu. Dokter berpesan "jika bayi kamu full Asi, maka pertama yang harus kamu lakukan adalah jangan panik" Agar kualitas dan kuantitas ASI tetap terjaga.

Bayi rewel dengan menangis ketika sakit itu wajar, karena bayi merasa tidak nyaman. Yang dibutuhkan bayi saat itu adalah sebuah kenyamanan dalam dekapan seorang ibu.

Dengan memberikan ASI secara langsung, akan membuat bayi nyaman dalam dekapan ibunya plus ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Demam juga bisa turun dengan sendirinya.

Ya, seperti itulah yang ditanamkan oleh seorang pediatric di Qatar kala itu. Agar aku tetap tenang tidak panik. Demam itu biasa terjadi pada anak-anak, yang penting harus tahu apa yang akan dilakukan. 

Pediatric tersebut juga tetap memberikan resep obat penurun panas, hanya buat jaga-jaga jika demam anak naik menjadi 40 atau lebih.

Untuk saya sendiri, agar tidak mudah lapar saat menyusui bayi, maka harus menjaga makan. Jangan sampai saat kita capek jagain anak, menyusui anak lantas hingga lupa makan. Makan apa saja terutama buah dan sayuran, minum susu, madu juga habatus Saudah.

Disaat anak sakit, kadang harus begadang hingga jam 2.30 barulah saya tidur, dan jam 3.30 suami membangun kan untuk sholat subuh. Seperti kondisi semalam karena anak tidak mau lepas ASI, disaat saya lepas hanya untuk minum air putih saja anak nangis lagi. Lalu, jika semalaman begadang apakah pagi nya tidur? Jelas tidak. Karena saya menemani anak nomor 1 dan 2, juga menyiapkan menu untuk sarapan dan makan siang. Mumpung anak nomor tiga nya bisa tidur meskipun 1-2 jam. Berharap setelah dhuhur anak-anak bisa tidur siang, biar saya bisa tidur siang juga karena semalam sudah begadang. Ternyata takdir tak memihak, tak ada yang mau tidur siang. 

Alhamdulillah, saat ini bayi usia satu tahun suhu tubuhnya nya sudah normal diangka 36 koma. Hanya tekstur feces nya saja yang belum normal. Syafakillah sayang, semoga Allah memberikan kesembuhan padamu.

Seed oil (habatus Saudah) + madu adalah salah satu andalan saya ketika kondisi badan ngedrop, atau ketika anak bayi lagi sakit, maka saya pun harus minum juga.

Yakin amat? Harus dong... Kan habatus Saudah adalah obat dari segala macam penyakit kecuali maut.

Kalau madu? Selain untuk campuran minuman untuk menjaga stamina. Misal saat membuat orange juice maka tinggal peras jeruk + madu sebagai pemanisnya, ini yang disukai oleh anak-anak saat summer tiba, apalagi saat anak-anak pulang sekolah. Satu gelas langsung habis seketika. Masya Allah.

Masih bahas madu, disaat kita terkena diare, salah satu obatnya adalah madu. Gak percaya? Ada hadist nya loh.


(Sumber foto : aplikasi hadits ensiklopedia)


Demam tertinggi yang pernah dirasakan oleh anak-anak selama sepuluh tahun lebih adalah 42 koma, wow... Tinggi banget ya. Dalam kondisi seperti itu, anak-anak pun masih menolak untuk pergi ke rumah sakit. 
Akhirnya saya observasi sendiri, mencari info penyebabnya. Waktu itu sekitar tahun 2016, saat itu ada wabah campak, anak-anak di kompleks perumahan yang kami tinggali ternyata sudah banyak anak-anak yang terkena campak. Hingga sampai diadakan vaksin MMR di sekolah-sekolah.

Saat itu yang kami pakai untuk pengobatan anak-anak dari rumah, dengan menjaga makan minumnya agar tidak dehidrasi. Karena indikasi nya demam, diare lalu muncul bintik-bintik di sekujur badannya.

Tak lupa habatus Saudah berbentuk minyak, madu untuk dikonsumsi anak-anak meskipun hanya sebanyak satu sendok teh, juga saat mandi anak-anak menggunakan sabun mandi yang berbahan dasar habatus Saudah. Alhamdulillah, anak pertama sekitar sepuluh hari masa penyembuhan sampai tak ada bekas di kulitnya. Dan untuk anak kedua membutuhkan waktu 14 hari hingga tak berbekas lagi di kulit nya. Alhamdulillah...

Selain fokus dalam jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak-anak disaat sakit, pijitan untuk anak-anak jangan lupa, karena dengan sentuhan itu membuat kita akan merasa nyaman, sehingga imun akan lebih cepat naik.
Tak lupa selalu berdoa pada Allah, karena yang menyembuhkan adalah Allah, usaha kita memalui media a,b,c,d.  Membacakan surat surat dalam Al Qur'an agar anak-anak merasakan ketenangan jiwa, juga sebagai obat. Karena Al Qur'an adalah As-Syifa.

Untuk suami sendiri, disaat anak-anak sakit, Alhamdulillah suami menjadi suami siaga. Membantu memanage kebersihan rumah dari cucian baju, cucian piring hingga membuang sampah. Disaat istrinya lapar pun, suami membantu untuk mengambilkan makanan atau memotong buah agar produksi ASI istrinya inj terus terjaga, dan tidak ikutan ngedrop. Jazakallah khoir...

Setelah ada kesulitan pasti ada kemudahan...

Qatar, 29 Mei 2021
Arlini Prawesti







No comments:

Post a Comment

Musabaqah virtual 2

 Bismillah... Alhamdulillah pada hari sabtu yang lalu, bertepatan dengan tanggal 5 Maret 2022, wilayah Mesaieed dan wakra telah melaksanakan...