Thursday, November 18, 2021

Selalu bersama cinta sampai surga 1

 Bismillah...

Pagi ini kita belajar kembali dengan Ust. Bendri Jaissyurrahman dengan tema kajian "Selalu bersama cinta sampai surga". Masya Allah... So sweet banget ya judul kajiannya. Tentu kita semua ingin bisa bergandeng tangan dan melangkah bersama pasangan kita hingga ke surga. 

Bagaimana cara kita merajut cinta yang tidak hanya di dunia namun bisa kita bawa hingga ke surga. Karena jangan sampai kita bayangkan hanya kisah romantisme di dunia saja, karena hal tersebut hanya bersifat sementara. Sebagaimana kita telah diingatkan dalam Al Qur'an. Pasangan ini memang sekilas nampak so sweet dan saling mendukung satu dengan yang lain, namun apa yang dilakukan oleh pasangan ini justru membawa mereka ke neraka. Pasangan yang dimaksud adalah Abu Lahab dan istrinya. 

سَيَصْلٰى نَا رًا ذَا تَ لَهَبٍ 

"Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka)."

وَّا مْرَاَ تُهٗ ۗ حَمَّا لَةَ الْحَطَبِ 

"Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah)." (QS. Al-Lahab 111: Ayat 3-4)

Sebagai contoh: 

Suatu hari istri Abu Lahab berkata pada suaminya, apabila ada Nabi Muhammad melewati depan rumah mereka. Istri Abu Lahab berniat akan melempari Nabi Muhammad dengan kotoran unta. Lalu Abu Lahab berkata bahwa istrinya ini sangat mendukung setiap apa yang dilakukan oleh Abu Lahab. Nah, apa yang dilakukan oleh Abu Lahab dan istrinya ini, saling mendukung dalam hal yang tidak di ridhoi oleh Allah dan bahkan membawa kebinasaan dan siksa di neraka.

 

Dalam setiap cinta yang kita rajut harus bisa membawa kita ke surga, tidak hanya sekedar cinta di dunia. Kita harus menyadari bahwa Allah memiliki sifat Ar Rahman - Ar Rahim dan Allah memberikan rasa ini kepada hambanya yang beriman.



اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا

"Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka)."

(QS. Maryam 19: Ayat 96)

Sehingga rasa cinta itu adalah bagian dari anugerah yang telah Allah berikan kepada hambanya yang beriman. Dan bagian dari ibadah. Namun perlu kira perhatikan ketika rasa cinta kepada manusia (pasangan, anak, orang tua, dll) ini melebihi rasa cinta kepada Allah, ini adalah cinta yang rendah.

قُلْ اِنْ كَا نَ اٰبَآ ؤُكُمْ وَاَ بْنَآ ؤُكُمْ وَاِ خْوَا نُكُمْ وَاَ زْوَا جُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَ اَمْوَا لُ ٱِ قْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَا رَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَا دَهَا وَ مَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَاۤ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَ جِهَا دٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَ بَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَ مْرِهٖ ۗ وَا للّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ

"Katakanlah, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (QS. At-Taubah 9: Ayat 24)


❤💛💚💙💜🤎

Ada sebuah kisah dari Umar bin Abdul Azis (Khalifah ke lima). Dahulu Umar bin Abdul Azis memiliki rasa cinta kepada salah satu wanita selain kepada istrinya. Lalu Umar bin Abdul Azis memiliki rencana untuk menikahi wanita tersebut (poligami). Umar bin Abdul Azis bercerita kepada istrinya tentang niatannya, karena ini termasuk bagian dari adab agar tidak menyakiti hati istri, poligami tetap sah tanpa persetujuan istri. Ternyata istri Umar bin Abdul Azis merasa keberatan tentang niatan suaminya yang ingin menikah lagi. Disampaikan dengan sopan dan santun kepada suami bahwa dirinya tidak siap dimadu atau dipoligami. Lalu Umar bin Abdul Azis mengurungkan niatannya. Karena tidak ingin menyakiti perasaan istrinya. 

Waktu terus berjalan, Umar bin Abdul Azis menahan perasaannya, bayangan wanita tersebut terus hadir dalam pikirannya hingga membuat Umar bin Abdul Azis jatuh sakit. Hingga membuat istrinya tersadar. Bahwa obat dari orang yang lagi kasmaran adalah cinta. Dan istrinya ingin menghalalkan cinta suaminya agar Umar bin Abdul Azis bisa kembali beraktivitas untuk kemaslahatan umat seperti sedia kala.

Istrinya mencari wanita tersebut dan berkata bahwa Umar bin Abdul Azis mencintainya, lalu menyuruh wanita tersebut agar datang ke istana bersama walinya, serta memberikan izin kepada wanita tersebut untuk menikah dengan suaminya. 

Setelah wanita tersebut datang ke istana dan menghadap pada sang Khalifah, wanita tadi bertanya "Apakah benar engkau mencintaiku?", ya benar jawab sang Khalifah. "Apakah engkau akan menikahi ku?" Tidak aku tidak akan menikahi mu jawab sang Khalifah. Karena dengan mencintai mu saja membuat diriku sakit, bagaimana dan apa yang akan terjadi jika aku menikahi mu.

Begitulah kisah Umar yang selamat dari jerat jerat cinta. Karena cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang dilandaskan karena Allah. Cinta yang tidak membuat kita terlupa akan tugas kita sebagai seorang muslim. Cinta yang akan membawa kebahagiaan hingga ke akhirat nantinya. 

Dasar cinta kita kepada pasangan atau yang lain adalah iman, ketika cinta yang diikat karena iman, akan memberikan rasa bahagia dan rasa cinta tersebut akan berujung surga. Dan nanti saat di akhirat kelak bisa dipertemukan kembali oleh Allah.


وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَا تَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِ يْمَا نٍ اَلْحَـقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَاۤ اَلَـتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ ۗ كُلُّ امْرِیءٍ بِۢمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya." (QS. At-Tur 52: Ayat 21)


Cinta berujung surga inilah yang kita inginkan. Cinta berujung surga inilah yang kita harapkan. Agar bisa bersama sama dengan  pasangan bisa menjadi jodoh tidak hanya di dunia namun juga menjadi jodoh di akhirat kelak.

Sehingga ketika kita menikah yang pertama kali dibangun bukanlah fisik rumah dengan segala perlengkapannya. Namun yang pertama kali dibangun adalah pondasi imannya. 

Jika kemarin kita jatuh cinta. Maka saat ini kita akan mulai untuk membangun cinta. Cinta yang halal, bangun dan bangkit nya karena iman. Dengan membuat visi, yaitu visi akhirat. 

وَا بْتَغِ فِيْمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّا رَ الْاٰ خِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَ حْسِنْ كَمَاۤ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْـفَسَا دَ فِى الْاَ رْضِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."(QS. Al-Qasas 28: Ayat 77)

Orientasi setiap muslim dalam membangun cinta, untuk kejayaan akhirat namun tidak melupakan dunia (awas terbalik) karena akan memengaruhi apa yang menjadi prioritas kehidupan kita.

Sehingga dalam setiap membangun cinta dalam rumah tangga, tidak hanya dengan romantisme namun dengan hal-hal yang akan membawa cinta berujung surga.

(Bersambung)


Love from Qatar 

Arlini Prawesti 

No comments:

Post a Comment

Musabaqah virtual 2

 Bismillah... Alhamdulillah pada hari sabtu yang lalu, bertepatan dengan tanggal 5 Maret 2022, wilayah Mesaieed dan wakra telah melaksanakan...