Tuesday, May 11, 2021

Ikan asin yang dirindukan

  Assalamualaikum teman-teman...

Sebagai salah satu warga negara Indonesia, tentunya pernah makan ikan asin kan?

Ada banyak jenis ikan asin yang dijual di pasar lokal yang tersebar seluruh pelosok Indonesia. Indonesia yang kaya akan sumber daya alam nya, adalah bentuk anugerah dari Tuhan yang Maha Esa. Indonesia yang dikelilingi oleh lautan, memiliki beraneka ragam jenis ikan.

Ngobrolin ikan dan lautan jadi teringat waktu kecil.
Waktu masih kecil, kita diajarkan sebuah lagu "nenek moyang ku seorang pelaut" oleh ibu guru waktu kita masih TK. Karena Indonesia juga dikenal sebagai negara bahari. Yuk, kita ajak putra putri kita nyanyi bareng.

***
Nenek moyangku seorang pelaut
Gemar mengarung luas samudra
Menerjang ombak tiada takut
Menempuh badai sudah biasa

Angin bertiup layar terkembang
Ombak berdebur di tepi pantai
Pemuda brani bangkit sekarang
Ke laut kita beramai-ramai

Nenek moyangku seorang pelaut
Gemar mengarung luas samudra
Menerjang ombak tiada takut…
***

Meskipun bertahun-tahun hidup di negeri orang. Menu masakan Nusantara tetaplah jadi andalan. Dan ikan asin tetaplah dirindukan.

Memangnya di Qatar ada ikan asin?
Ada. Hanya bukan produk bikinan Qatar. Biasanya ikan asin yang kita jumpai saat di hipermarket atau supermarket itu produk Philipina dan produk Nepal. Namun tidak selalu tersedia. Kadang ada kadang tidak.

Untuk orang-orang lokal (Qatari) kayaknya tidak makan ikan asin meskipun Qatar dikelilingi oleh lautan (teluk Persia). Karena saat singgah di fish market sekalipun. Belum pernah diri ini melihat ada nelayan yang bikin ikan asin.

Untuk toko-toko Indonesia yang berada di Qatar, terkadang menyediakan ikan asin dari Indonesia. Dua bulan sekali aja belum tentu mengirim ikan asin dari Indonesia, sehingga memang jarang ada seperti cumi asin, ikan asin peda, ikan asin kembung, teri Medan, dll.

Jadi bisa makan ikan asin saat di negeri orang itu berasa istimewa. Apalagi jika ditemani nasi liwet atau ditemani sayur asem dan sambal. Ehmmm... Nikmat pastinya.

Untuk harga bagaimana, mahal tidak?
Untuk ikan asin yang dikirim dari Indonesia, bisa dibilang cukup lumayan ya. Apalagi jika pengiriman si ikan asin menggunakan cargo pesawat kelas bisnis. Pengalaman pernah beli cumi asin yang berat nya hanya sekitar 250 gram dan harganya 57 QR (sekitar 220.000 rupiah, atau harga perkilogram nya hampir 900.000 rupiah). Cukup sekali sajalah beli saat pandemi. Setelah itu jika pingin maka coba bikin sendiri.

Bila teman-teman ingin membuat cumi asin, ternyata mudah loh. Waktu itu tidak disengaja, membaca komen dalam FB. Terus dicoba ternyata jadi cumi asinnya. Alhamdulillah.

*Membuat cumi asin*
Bahannya hanya membutuhkan cumi-cumi dan garam kasar. Setelah cumi-cumi dibersihkan, rendam dengan garam kasar dalam wadah tertutup, tunggu hingga 24 jam, jika tidak ingin terlalu asin bisa kita bilas ya atau jika suka asin tingkat tinggi maka biarlah, lalu dikukus hingga matang. Biarkan dingin. Bisa kita packing dan simpan dalam lemari pendingin. Simple kan Dan pastinya menggunakan pengawet alami yaitu garam tanpa ada rasa was-was. Lucunya cumi-cumi yang awalnya panjang langsung menyusut ukuran nya setelah dikukus. 


*Membuat ikan asin kembung/makarel*
Ikan kembung atau yang biasa kita kenal dengan ikan makarel. Awalnya sih iseng dalam mengolah ikan makarel. Karena banyak dijual dalam keadaan segar dan harganya pun terjangkau, hanya sekitar 10-25 QR per kilogramnya (sekitar 40-90 ribu rupiah/kg).
Untuk membuat ikan asin nya, cukup simpel kok. Hanya perlu bahan ikan dan garam. Saat itu percobaan ikan asin kembung atau makarel dilakukan dengan menggunakan metode oven, bukan dengan menjemur, meskipun saat musim panas tiba temperatur udara bisa mencapai 50 derajat Celcius. Biar lebih higienis aja sih, tidak terkena debu dan lalat atau kucing. 
Membersihkan ikan makarel atau ikan kembung bisa menggunakan sumpit. Caranya tusuk dari mulut ikan, melewati insang, lalu masuk kedalam perut ikan, jepit sumpit lalu putar dan tarik. Otomatis kotoran yang ada di perut ikan tertarik semua tanpa merobek perut ikan.

(Dokumen pribadi, membersihkan ikan menggunakan sumpit)

(Dokumen pribadi, kotoran perut ikan yang terambil)

Nah, setelah dibersihkan dan ikan dicuci kembali. Teman-teman bisa meletakkan ikan di loyang lalu taburi dengan garam bolak balik. Setelah itu tinggal kita masukkan dalam oven, sekitar 30 menit lalu balik ikannya. Oven lagi deh. Biasanya nanti ikan akan mengeluarkan air dari dalam tubuh nya. Jika kita ingin benar-benar kering berarti tunggu hingga air menyusut. Jika ingin ikan asin yang agak basah artinya jangan sampai mengering ikan bisa kita keluarkan dari oven dan tunggu dingin untuk digoreng atau untuk disimpan.

(Dokumen pribadi, ikan asin makarel)


Selain cuma digoreng dan dinikmati dengan sambel. Ikan asin bisa juga kita nikmati dengan cara menumisnya.
Cukup dengan menggoreng ikan asin terlebih dahulu. Lalu kita tumis bawang merah, bawang putih, cabe, tomat, belimbing wuluh, sedikit kaldu jamur, masukkan ikan asin makarel. Masya Allah nikmat.... 
Tak perlu garam lagi ya, karena udah pakai ikan asin.

In sya Allah, bebas dari formalin. Karena kita bikin sendiri. Atau jika beli ikan asin, bisa kita pastikan ke penjualnya. Seperti beberapa bulan lalu. Karena kangen dengan ikan asin mujaer / tilapia. Sedangkan di Qatar tidak ada tilapia yang berukuran kecil. Adanya tilapia yang ukuran 2 telapak tangan orang dewasa. Otomatis pesan ke teman yang tinggal di Gresik - Jawa timur. Lalu di kirim ke Qatar. Jangan tanya harga ya.... Harga rupiah ikan asin nya murah, harga cargo nya yang mahal. Hehehehe.....

Efek waktu kecil suka makan ikan asin mujaer kecil. Akhirnya dibela-belain beli dan kirim ke Qatar lewat cargo pesawat. 

(Dokumen pribadi, ikan asin dari Indonesia)

Ikan asin yang beli di teman sendiri, yang kerjasama dengan nelayan di Gresik Jawa timur, dia memastikan sendiri ke lapangan dan menginformasikan kalau ikan asin nya menggunakan pengawet alami alias menggunakan garam.

Seperti itulah secuil kisah, disaat diri ini merindukan ikan asin saat merantau di negeri orang. 

Untuk Ramadhan ini, tidak bikin ikan asin karena stok nya masih ada dan cukup sesekali saja makan ikan asinnya saat bulan Ramadhan, karena harus lebih banyak makan buah-buahan daripada makan nasi. 

Stok ikan asin bisa kita masukkan ke dalam freezer sehingga awet tidak berubah rasa.

Qatar, 11 Mei 2021
Arlini Prawesti







No comments:

Post a Comment

Musabaqah virtual 2

 Bismillah... Alhamdulillah pada hari sabtu yang lalu, bertepatan dengan tanggal 5 Maret 2022, wilayah Mesaieed dan wakra telah melaksanakan...